Goa Lawah Temple adalah salah satu Tempat Menarik di Bali yang paling populer, pura lautnya yang indah dan memiliki kompleks yang dibangun di sekitar bukaan gua yang dihuni oleh gerombolan kelelawar dan namanya diterjemahkan menjadi Gua Kelelawar. Pura ini didirikan pada abad ke-11 oleh Mpu Kuturan, salah satu pendeta awal yang meletakkan dasar-dasar agama Hindu di pulau itu. Goa Lawah terletak di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, berbatasan dengan Kabupaten Klungkung dan Karangasem. Landmark ini adalah salah satu perhentian pertama dalam tur ke Candidasa dan wilayah timur lainnya di Kabupaten Karangasem.

Pura Goa Lawah adalah kompleks besar di sisi utara jalan raya utama Jalan Raya Goa Lawah, tempat persinggahan bagi penduduk lokal yang berlibur yang datang dengan sesaji dan melakukan doa singkat sebelum melanjutkan perjalanan mereka. Bagi pengunjung umum, sudah termasuk itinerary tour candi untuk kesempatan berfoto bersama dengan istirahat sejenak di kios-kios di seberang jalan di Pantai Goa Lawah.
Anda dapat melihat garis besar Pulau Nusa Penida di cakrawala dari sini, dua pohon beringin besar berdiri tegak di pintu masuk utama Pura Goa Lawah. Saat memasuki halaman tengah candi, Anda akan melihat tiga bale paviliun di tiga sudut kompleks. Bale ini biasanya tempat persembahan buah ditempatkan dan di mana band gamelan bermain selama upacara besar.
Di bagian tengah adalah kuil kuno yang telah bertahan dari gerombolan kelelawar nektar (Eonycteris spelaea) yang berkicau dalam hiruk pikuk di sekitar dan di belakang kuil di pembukaan gua. Di sini juga terdapat kuil Siwa yang telah berdiri selama ribuan tahun, bersama dengan bale berhiaskan motif Naga Basuki, naga mitos yang dipercaya menjaga keseimbangan alam semesta.
Pernah menjadi tempat meditasi mendalam bagi para pendeta, meskipun tampaknya tidak mungkin dilakukan di tengah kicauan, dengan lubang gua yang berlubang memperkuat kebisingan. Namun, orang percaya nada tinggi alami yang konstan membantu fokus pikiran mereka. Dikisahkan bahwa seorang pangeran dari kerajaan Mengwi bersembunyi dari musuh di dalam gua dan kemudian mengikuti, akhirnya muncul di Pura Besakih di kaki Gunung Agung, yang berada di timur laut dari lokasi ini.
Tidak ada yang mencoba membuktikan atau menjelaskan kisah menarik ini. Menurut penduduk setempat dan masyarakat pura, goa tersebut mengarah ke tiga lokasi berbeda, Gunung Agung (Besakih), Talibeng dan Tangkid Bangbang. Ada berbagai catatan bahwa ketika Gunung Agung meletus pada tahun 1963, muncul abu dari Pura Goa Lawah. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah di pagi hari ketika sebagian besar penduduk setempat yang tinggal di desa-desa terdekat datang untuk salat.
Namun, sore hari juga menyenangkan, karena pepohonan besar memberikan keseimbangan keteduhan untuk mendinginkan angin pantai selatan yang gerah dari seberang jalan. Piodalan Pura Goa Lawah atau hari jadi pura agung berlangsung setiap 210 hari pada siklus kalender Pawukon Bali pada hari Selasa Anggara Kasih Medangsia, hari peringatan yang sama dengan Pura Uluwatu.
Dengan arus peziarah dan pengunjung yang konstan, pura ini dikelola dan dipelihara dengan baik, Pura Goa Lawah telah mengalami serangkaian renovasi di sekitar dinding dan gerbang di batas luarnya selama bertahun-tahun. Nantikan gerombolan peziarah yang lebih padat hingga hari raya Nyepi, ketika ritual Melasti berlangsung pada Malam Tahun Baru Saka. Ziarah panjang dari berbagai pura termasuk Pura Goa Lawah menuju garis pantai terjadi ketika pusaka suci dan barang-barang pura diberkati di dekat laut.
Tiket Masuk : Rp25.000