Kehen Temple adalah salah satu Tempat Menarik di Bali yang paling populer, yang memuja tiga dewa: Brahma, Wisnu dan Siwa yang diyakini telah dibangun bahkan sebelum pembangunan kota dan sekarang terletak di pinggiran kota. Kota itu sendiri didominasi oleh rumah-rumah kerajaan yang tersebar di sekitar alun-alun utamanya. Pura Kehen adalah pura leluhur kerajaan Kerajaan Bangli, salah satu dari delapan rumah kerajaan terpenting di Bali. Secara harfiah berarti kuil perapian atau rumah tangga, ini mengacu pada Hyang Api atau Dewa Api, simbol dewa Hindu Brahma.

Di sini para pemuja membakar sesaji di perapian kecil, Pura Kehen adalah salah satu pura terindah di Bali yang berdiri di atas lereng yang curam. Untuk mencapai gerbang masuk seseorang harus menaiki tangga batu dengan 38 anak tangga yang dijaga oleh patung-patung batu di kedua sisinya, sampai ke gerbang. Berbeda dengan pura Bali lainnya yang pintu masuknya berupa gapura terbelah, tidak demikian di Pura Kehen yang memiliki gapura besar berbentuk segitiga yang mirip dengan gunung, di Jawa bentuk seperti itu disebut gunungan (gunung artinya gunung).
Melewati gerbang, pohon beringin tua yang besar dengan dedaunan pelindung yang lebar dan akar yang menggantung mendominasi halaman luar. Kulkul atau gendang bambu digantung di cabang-cabangnya dan di antara akarnya terdapat altar batu untuk persembahan. Seperti Pura Besakih, Pura Kehen dibangun dalam beberapa tingkatan. Berikut adalah delapan teras berundak, di mana tingkat atas adalah tempat suci yang paling suci.
Tidak kurang dari 43 altar di berbagai tingkat Kehen dengan yang paling menonjol ditutupi dengan menara yang memiliki 11 atap jerami atau meru, didedikasikan untuk Sang Hyang Api. Sedangkan di sudut timur laut terdapat singgasana batu tiga ruang yang besar, dipahat dengan relief yang rumit. Selama hari jadi pura, yang disebut odalan, umat dari seluruh Bali datang untuk berdoa di Pura Kehen.
Bangli juga dikenal dengan Pusat Keseniannya, atau Sasana Budaya, tempat diadakannya pertunjukan kecak atau wayang secara rutin. Khas Bangli adalah tarian Baris, atau tarian para pejuang. Meski juga dikenal di daerah lain, Bangli telah mengembangkan koreografi Baris khusus, yang dikenal sebagai Baris Jojor (8 pria membawa tombak), Baris Presi atau Tamiang (8 pria melingkar membawa tameng kulit) dan Baris Dadap, yang semuanya merupakan dilakukan terutama pada saat odalan.
Tiket Masuk : Rp 20.000