Tenganan Village adalah salah satu Tempat Wisata Bali yang paling terkenal terletak di barat laut Candidasa dan terletak sekitar 5 kilometer dari jalan utama. Tenganan adalah desa Bali Aga yang ditata simetris dengan rumah bertembok dan kerajinan unik. Bali Aga adalah penduduk asli Bali, sebelum kedatangan orang Jawa Hindu. Tenganan mempertahankan adat pra-Hindu kunonya melalui kode non-persaudaraan yang kuat dengan orang luar, yang lebih lanjut ditegakkan dengan perlindungan tembok di sekitarnya.

Desa Tenganan menawan dan memiliki beberapa festival tradisional otentik yang sangat menarik (tarian ritual dan gladiator) seperti Bali Aga Tenganan sering mengadakan pertempuran antara pemuda setempat. Masyarakat Tenganan ahli dalam teknik menenun yang unik yang disebut dengan tenun ikat ganda, dimana kepercayaan akan kekuatan magis kain sangat penting dalam memunculkan keindahan kain tenun ikat.
Ada beberapa versi cerita yang menceritakan sejarah Desa Tenganan, ada yang mengatakan bahwa kata Tenganan berasal dari kata tengah atau ngatengahang yang berarti pindah ke daerah dalam. Turunan kata ini ada kaitannya dengan perpindahan penduduk desa dari tepi pantai ke pedesaan, dimana posisi desa ini berada di tengah perbukitan, yaitu bukit barat (Bukit Kauh) dan bukit timur (Bukit Kangin). ).
Versi lain mengungkapkan bahwa masyarakat Desa Tenganan berasal dari desa Peneges yang terletak di Gianyar, tepatnya di dekat Bedahulu. Berdasarkan cerita rakyat, pada suatu ketika Raja Bedahulu kehilangan salah satu kudanya. Orang-orang mencarinya ke arah timur dan kuda itu akhirnya ditemukan tewas oleh Ki Patih Tunjung Biru, tangan kanan Raja. Atas kesetiaannya, Raja akhirnya memberikan wewenang kepada Ki Patih Tunjung Biru untuk memerintah negeri sejauh bau bangkai kuda tercium.
Ki Patih adalah orang yang cerdas, maka ia memotong bangkai itu menjadi beberapa bagian dan menyebarkannya sejauh mungkin. Dengan demikian ia menerima area yang cukup luas. Pengunjung akan merasa nyaman saat mengunjungi kawasan ini, karena beberapa fasilitas tersedia di sini, seperti warung makan, toilet yang bagus, toko seni dan area parkir yang cukup luas. Jika ingin makan di restoran atau bermalam di dekat kawasan ini, kita bisa menuju Candidasa yang hanya berjarak 3 km dari desa ini.
Untuk sampai ke Desa Tenganan, naiklah dari jalan utama dengan ojek dan berjalan-jalan santai kembali ke jalan utama sambil merenungkan seluk-beluk budaya Bali Aga. Tidak ada biaya masuk ke Desa Adat Tenganan tetapi sumbangan kecil diminta saat kami memasuki desa.
Tiket Masuk : Rp 10.000